BISNIS & EXECUTIVE

Mau Download Jadwal KAI & Ebooknya Klik di Sini

KA Eksekutif dan Bisnis 

Argo Bromo Anggrek 
 
Argo Bromo Anggrek mulai dioperasikan pada tanggal 24 September 1997. Produk ini merupakan pengembangan merk dari KA Argo Bromo JS-950 yang diresmikan pertama kali perjalanannya oleh Presiden RI pada tanggal 31 Juli 1995 menandai Hari Teknologi Nasional 12 Agustus 1995.Nama Bromo diambil dari salah satu gunung yang berada di kawasan Taman Nasional Tengger Semeru, Jawa Timur. Panorama wisata gunung Bromo yang memiliki ketinggian 2.392 m ini selain menyimpan makna ritual kultural dan religius juga menyajikan keindahan kawah dan keasrian alam lingkungannya yang membuat kawasan Gunung Bromo menjadi sangat terkenal dan menjadi salah satu tujuan utama wisatawan domestik maupun mancanegara.
Sebutan Anggrek digunakan untuk menandai adanya pengembangan merk dari produk sebelumnya, sehingga warna eksterior kereta tersebut disesuaikan dengan paduan warna setangkai bunga anggrek.
Perjalanan Gambir-Surabaya Pasarturi sejauh 725km melalui lintas Utara ditempuh dalam waktu -/+ 10 jam. KA Argo Bromo Anggrek dengan kapasitas 400 tempat duduk, terdiri dari 8 rangkaian kereta kelas eksekutif dan dalam perjalanannya berhenti di Stasiun Cirebon dan Semarang.

Argo Dwipangga 

Pertama kali diresmikan oleh Menteri Perhubungan RI pada tanggal 21 April 1998 menggunakan nama KA Dwipangga. Akan tetapi seiring dengan tuntutan pelanggan yang menginginkan penambahan KA Argo koridor Jakarta-Solo, maka KA Dwipangga sengaja didesain ulang untuk layanan sekelas KA Argo, sehingga namanya pun diganti menjadi KA Argo Dwipangga pada tanggal 5 Oktober 1998.
Kata Argo digunakan sebagai nama dagang layanan kereta api eksekutif dan penamaan Dwipangga memang sengaja dibedakan dengan argo lainnya yang lazim menggunakan nama gunung mengingat nama Dwipangga dirasakan sudah sangat melekat di benak pelanggan.
Kata Dwipangga diambil dari sebutan kendaraan Dewa Indra berupa gajah yang setia dan mampu melindungi pengendaranya dalam segala cuaca, sehingga menumbuhkan kebangsaan dan prestise agi penumpangnya.Perjalanan sejauh 576 km ditempuh dalam waktu sekitar 8 jam dan hanya berhenti di Stasiun Purwokerto, Klaten dan Yogyakarta.Argo Dwipangga dengan kapasitas 400 tempat duduk dan membawa delapan rangkaian kereta kelas eksekutif menawarkan alternatif perjalanan pada pagi hari dari Stasiun Gambir ke Solo Balapan dan perjalanan pada malam hari dari arah sebaliknya (berkebalikan dengan alternatif perjalanan yang ditawarkan oleh KA Argo Lawu)

Argo Jati 

Sebuah inovasi baru dari PT. Kereta Api Indonesia dalam rangka meningkatkan pelayanan untuk memberikan kepuasan terhadap pelanggan setia kami, khususnya koridor Cirebon-Jakarta.
Diluncurkan pada tanggal 3 November 2010 sebagai pengganti kereta eksekutif Argo Jati yang diperkenalkan pada tanggal 12 April 2007 yang merupakan hasil improvisasi/peningkatan dari KA Cirebon Ekspres Utama yang diresmikan tanggal 13 Mei 2005.
Kereta Api New Argo Jati sebagai kereta ramah lingkungan dengan berbagai fasilitas lengkap yang akan setia menemani perjalanan.
New design Cabin yang memberikan rasa aman dan nyaman kepada penumpang. Dilengkapi TV, Air Conditoner, Reclining Seat, Stop Kontak, Bagasi yang Aman, Toilet yang bersih serta pelayanan restorasi dengan menggunakan Kereta Makan yang memberikan nuansa khusus dalam perjalanan Cirebon-Jakarta.
Dengan menggunakan 6 rangkaian baru (K1) Kelas Eksekutif atau 300 kapasitas tempat duduk dan satu rangkaian kereta makan, New Argo Jati menempuh perjalanan sejauh 219 km dengan waktu tempuh sekitar 3 jam. New Argo Jati menjadi idola baru bagi masyaralan Cirebon dan sekitarnya

Argo Lawu 

Pada uji coba pertama pada tanggal 13 Juli 1995 memang sengaja dilekatkan nama J5-750 yang menggambarkan keinginan kat dari PT. Kereta Api (Persero) untuk melayani perjalanan Solo-Jakarta dengan layanan kereta api yang memiliki wakttu tempuh tujuh jam bertepatan dengan momentum HUT Kemerdekaan RI ke-50.
Pada tanggal 21 September 1996 dilekatkan nama KA Solo Jaya yang kemudian pada akhirnya diganti sesuai dengan strategi dagang Argo dengan nama KA Argo Lawu. KA Argo Lawu membawa rangkaian sebanyak delapan rangkaian kelas eksekutif dan memiliki kapasitas 400 tempat duduk. Perjalanan Solo-Jakarta (576 km) ditempuh dalam waktu kurang lebih tujuh jam tiga puluh menit dan hanya berhenti di Stasium Klaten, Yogyakarta, Purwokerto dan Cirebon.
KA Argo selain nama gunung juga merupakan nama dagang layanan kereta api eksekutif yang dimaksudkan untuk menambah kebanggaan konsumennya.Sedangkan nama lawu diambil dari nama sebuah gunung (Gunung Lawu) yang terletak di sebelah timur laut Kota Surakarta (wilayah administratif Kaupaten Karanganyar dan Magetan) yang memiliki ketinggian 3.245 km.Dengan puncak berupa daratan yang berbukit-bukit dan sisa-sisa kawah yang telah lama tidak aktif merupakan panorama yang sangat indah yang dapat kita saksikan dari Lembah Tawangmangu dan Telaga Sarangan.

Argo Muria 

Argo Muria diluncurkan pertama kali pada tanggal 22 Desember 1997. Kereta api ini menawrakan laternatif perjalanan dengan jadwal pemberangkatan pagi hari dari arah Semarang ke Jakarta dan sore hari dari arah sebaliknya.
Diikuti oleh peluncuran KA Argo Muria II pada tanggal 20 Mei 2001 yang menawarkan alternatif perjalanan yang berkebalikan dengan Argo Muria I yang belakangan ini berganti nama menjadi KA Argo Sindoro.Argo selain berarti gunung juag merupakan nama dagang layanan kereta api eksekutif. Kata Muria berasal dari nama gunung (Gunung Muria) yang memiliki ketinggian 1.602m di atas permukaan laut (dpl) dan berada di sebelah Utara Kota Kudus (69km dari arah Kota Semarang).Kawasan gunung ini terkenal dengan berbagai satwa langka seperti : burung plontang, elang muria, rusa dan kera. Demikian juga dengan Sindoro adalah nama gunung dengan ketinggian 3.150m dpl, yang terletak di batas Kabupaten Temanggung sebelah barat dan Wonosobo sebelah timur.
Gunung berupa Sirato ini juga dikenal dengan sebutan Sindoro atau Sendoro, mempunyai beberapa kawah diantaranya Kawah Puncak; Segoro Wedi, Segoro Banjaran, Kawah Utara, Kawah Selatan.

Argo Parahyangan 

Argo Parahyangan mulai dioperasikan pada tanggal 27 April 2010. Dia adalah sebuah reinkarnasi dari Argo Gede dan Parahyangan yang dihentikan operasinya. Kami ciptakan atas permintan pelanggan setia Kereta Api Parahyangan relasi Bandung-Jakarta dengan rangkaian kereta gabungan antara K1 (kereta kelas eksekutif) KA Argo Gede ditambah K2 (kereta kelas bisnis) dari KA Parahyangan.
Kapasitas angkut yang tersedia dalam satu kereta api ini mencapai 328 tempat duduk (4 kereta eksekutif dirangkaikan dengan 2 kereta bisnis).Argo Parahyangan relasi Bandung-Jakarta menempuh jarak 173 km.Perjalanan kereta api di siang hari memungkinkan penumpang dapat menikmati Indahnya panorama pegunungan di bumi Parahyangan bagian barat dengan jalan dan jembatan kereta api yang berkelok-kelok. Selain itu penumpang juga dapat menyaksikan hamparan Bendungan Jatiluhur.Penumpang dapat memesan makanan dan minuman dari pramugara/pramugari sesuai dengan menu pilihan yang disediakan serta bisa dinikmati baik di tempat duduk masing-masing maupun di kereta restorasi yang didesain sebagai bar mini.Semua sengaja dibuat untuk membuat layanan kereta api ini lebih nyaman.

Argo Sindoro 

Sindoro adalah nama gunung dengan ketinggian 3.150 m dpl, yang terletak dibatas kabupaten Temanggung sebelah barat dan sebelah timur dari wonosobo.Gunung bertipr strato ini juga dikenal dengan sebutan sindoro atau sendoro, mempunyai beberapa kawah diantaranya kawah puncak : segoro wedi, segoro banjaran, kawah utara dan selatan.Perjalanan sejauh 445 km ditempuh dalam waktu 5 jam 30 menit dan hanya berhenti di stasiun tegal dan pekalongan. Layanan kereta api yang memiliki kapasitas 350 tempat duduk ini terdiri dari 7 rangkaian kereta kelas eksekutif.
Untuk perjalanan yang dilakukan pada siang hari, penumpang dapat menikmati indahnya panorama dipesisir pantai utara khususnya antara pekalongan dan semarang.

Argo Wilis 

KA Argo Wilis dioperasikan pertama kalinya pada tanggal 8 November 1998. Perjalanan sejauh 699 km ditempuh dalam waktu 11 jam dan selama dalam perjalanan hanya berhenti di Stasiun Tasikmalaya, Kutoarjo, Yogyakarta, Solo Balapan dan Madiun. Kereta api ini merupakan salah satu layanan eksekutif unggulan yang menghubungkan antara Kota Bandung dan Kota Surabaya.
Kata Argo digunakan sebagai nama dagang layanan kereta api eksekutif dan kata Wilis diambil dari nama gunung Wilis yang memiliki ketinggian 2.169 m dari permukaan laut dan merupakan tataran pegunungan yang panjang dengan puncak ketinggian berada di kawasan Bajulan Nganjuk, Jawa Timur.
Kereta Argo Wilis dengan kapasitas angkut 400 tempat duduk (empat rangkaian kelas eksekutif) menawarkan alternatif perjalanan di siang hari yang memungkinkan pemerjalan menikmati indahnya panorama pegunungan di Bumi Parahyangan, Banymas, Kali Serayu dan Kali Progo.Selama ini Argo Wilis sering dipakai sebagai moda transportasi penghubung dari Bandung ke objek wisata yang ada di Pulau Bali dan sebaliknya. Setibanya di Surabaya biasanya penumpang transit di VIP room Stasiun Surabaya Gubeng untuk meneruskan perjalanan ke Banyuwangi dengan KA Mutiara Timur Malam dan sampai Banyuwangi pada pagi hari. Kemudian perjalanan dilanjutkan dengan bus PT. KAI (Persero) menuju Denpasar, Bali. Demikian juga sebaliknya, berangkat Banyuwangi dengan menggunakan KA Mutiara Timur Malam untuk sampai di Surabaya Gubeng. Kemudian transit di VIP room Stasiun Surabaya Gubeng dan meneruskan perjalanan menuju Madiun, Solo, Yogyakarta, Kutoarjo, Tasikmalaya, ataupun bandung menggunakan KA Argo Wilis.Jika ingin berwisata dalam satu paket dari Bandung ke Yogyakarta, Solo, Surabaya ataupun Denpasar begitupun sebaliknya, disarankan untuk menggunakan KA argo Wilis.

Bangunkarta 

Bangunkarta adalah kereta api yang kami operasikan untuk melayani pelanggan kereta kelas Eksekutif untuk relasi Jakarta - Jombang melalui jalur utara. Dioperasikan pertama kali pada bulan Januari 1985 melayani pemerjalan ekonomi dari Jombang ke Jakarta.
Dahulu sebelum KA Bangunkarta menjadi Kelas Bisnis, Nama KA Bangunkarta adalah KA Tebuireng dinamakan KA Tebuireng dikarenakan dahulu banyak santri ponpes Tebuireng yang mondok di daerah Jombang dan KA Ekonomi itu 75% penumpangnya adalah Santri PonPes Tebu Ireng KA Tebuireng atau yang lebih dikenal dengan Bangunkarta sering membawa 3 gerbong Ekonomi untuk selanjutnya ditambah 4 gerbong. Pada tanggal 24 Desember 1994 layanan KA Bangunkarta ditingkatkan dengan menambah rangkaian kereta kelas bisnis, dan sejak tanggal 1 Agustus 1996 semua rangkaian berubah layanannya menjadi kelas bisnis.Penambahan layanan kelas eksekutif dilakukan sejak tanggal 1 Februari 1999 dan pada tanggal 1 Juli 2001 KA Bangunkarta melayani perjalan eksekutif dan bisnis dengan membawa rangkaian 2 kereta kelas eksekutif dan 8 kereta kelas bisnis. Pada mulanya Kereta api ini melewati jalur selatan (Yogyakarta dan Purwokerto), kemudian diubah sehingga melewati jalur utara (Semarang). Perjalanan sejauh 738 km ditempuh dalam waktu kurang lebih 13 jam dan hanya berhenti di Cirebon, Tegal, Pekalongan, Semarang Tawang, Madiun, Nganjuk dan Kertosono.

Bima 

KA Bima pertama kali diluncurkan pada bulan Maret 1967 merupakan awal dari sejarah pengoperasian kereta api dengan fasilitas pengatur suhu ruangan (air conditioner) di Indonesia. Melayani perjalanan koridor Jakarta-Surabaya dan berjalan menembus birunya malam yang menjadi dasar dari penamaan BIMA (Biru Malam).
Selain itu kata bima dianalogikan dengan nama salah satu tokoh pewayangan Bima yang memang digambarkan memiliki karakter tubuh tinggi besar, kokoh, kekar, kuat dan pemberani. Sejumlah karakter itu sengaja dilekatkan pada KA Bima untuk menggambarkan keandalan perjalanan dan kualitas pelayanannya yang selalu siap dalam berbagai cuaca.Diawali pengoperasiannya, KA Bima dilengkapi dengan tempat tidur dan eksterior kereta yang sengaja dicat dengan warna biru. Namun sesuai dengan keinginan dari pelanggan, sejak tanggal 9 Juni 1990 KA Bima mengalami perubahan interior menjadi kereta kelas eksekutif dengan tetap dilengkapi fasilitas pendingin ruangan (AC).Perjalanan Gambir-Surabaya Gubeng (825 km) melalui lintas selatan ditempuh dalam waktu kurang lebih 13 jam dan berhenti di Stasiun Cirebon, Purwokerto, Yogyakarta, Solo Balapan, Madiun, Kertosono dan Jombang. Selain itu banyak penumpang KA Bima yang melanjutkan ke Denpasar dengan menggunakan KA Muara Timur.

Cirebon Ekspres 

Peluncuran perdana KA Cirebon Ekspress dilakukan pada tanggal 29 November 1989. Produk ini didesain untuk melayani pemerjalan koridor Cirebon-Jakarta. Perjalanan sejauh 219 km ditempuh dalam waktu 3 jam dan hanya berhenti di Stasiun Jatibarang.
KA Cirebon Ekspress menawarkan kelas bisnis dan eksekutif dengan alternatiif jadwal perjalanan sebanyak 4 (empat) kereta api perhari dari arah Cirebon-Gambir dan arah sebaliknya. Mulai sekarang, KA Cirebon Ekspress ada yang diperpanjang berangkat dan datang dari brebes.

Gajayana 

KA Gajayana diresmikan pengoperasiannya pada tanggal 28 Oktober 1999. Layanan kereta api dengan kapasitas 400 tempat duduk dan terdiri dari kereta eksekutif ini melayani perjalanan koridor Malang-Jakarta. Perjalanan sejauh 907 km ditempuh dalam waktu sekitar 15 jam 30 menit dan hanya berhenti di stasiun Blitar, Tulung Agung, Kediri, Madiun, Solo, Yogyakarta dan Purwokerto.
Sebutan Gajayana diambil dari nama seorang Raja Kerajaan Kanjuruhan yang bernama sang Liswa (anak dari Dewashima) dan terkenal dengan jelar Gajayan yang sangat dicintai oleh para brahmana dan rakyatnya karena membawa ketentraman di seluruh negeri. Kerajaan Kanjuruhan ini berpusat di wilayah Dinoyo, Malang.Fasilitas yang ada du dalam Ka Gajayana didesain untuk kereta sekelas eksekutif satwa.

Gumarang 
 
KA Gumarang mulai dioperasikan pada tanggal 20 Mei 2001 melayani perjalanan koridor Jakarta-Surabaya. Jaak sejauh 725 km ditempuh dalam waktu sekitar 12 jam. Dalam perjalanannya KA Gumarang menelusuri pantai utara pulau Jawa dan berhenti di Stasiun Cirebon, Tegal, Pekalongan, Semarang Tawang, Cepu dan Bojonegoro.
Kapasita KA Gumawang dapat mengangkut sebanyak 488 orang penumpang dengan rangkaian kereta terdiri dari dua kelas eksekutif dan enam kereta kelas bisnis. Dengan adanya dua kelas pada KA Gumarang memungkinkan konsumen memilih sesuai dengan selera dan daya belinya.Gumarang berasal dari nama banteng (sapi hutan) yang digambarkan sebagai satwa yang gagah berani.

Harina 

Bertepatan dengan Hari Kebangkitan Nasional diresmikan pengoperasian KA Harina pada tanggal 20 Mei 2003. Mulai Agustus 2010 rangkaian KA Harina ditambahkan 1 kereta bisnis dan 5 kereta eksekutif sekelas satwa untuk mengakomodir keinginan pelanggan kereta api kelas bisnis dan melayani pemerjalan koridor Bandung-Semarang, juga didesain untuk melayani pemerjalan Pekalongan/Tegal/Cirebon yang akan bepergian ke Bandung dan sebaliknya.Perjalanan sejauh 450 km ditempuh dalam waktu 8 jam dan hanya berhenti di Stasiun Cikampek, Cirebon, Tegal dan Pekalongan. Sebutan Harina diambil dari bahasa Sansakerta yang berarti kijang, salah satu jenis satwa yang dikenal lincah dan mampu berlari kencang. Fasilitas yang ada di dalam KA Harina didesain untuk kereta api sekelas eksekutif satwa.

Lodaya 

Sempat dikenal dengan nama KA Pajajaran/Senja Mataram. Produk ini pertama kali diluncurkan pada tanggal 11 Maret 1992 melayani pemerjalan koridor Yogyakarta-Bandung dan sejak tanggal 1 September 1992 diperluas layanannya untuk melayani perjalanan Solo-Bandung.Untuk meningkatkan pelayanan dan lebih mendekatkan kepada pelanggan, pada tanggal 2 Mei 2000 dilakukan peremajaan rangkaian KA Pajajaran/Senja Mataram dan diganti nama menjadi KA Lodaya. Nama Lodaya diambil dari cerita rakyat tatar Sunda yakin Macan Lodaya yang merupakan penjelmaan dari Prabu Siliwangi ketika berhadapan dengan Prabu Kian Santang.
Kereta api ini menawarkan alternatif perjalanan pada malam hari dari arah Solo menuju Bandung dan pada siang hari dari arah sebaliknya sehingga tepat pada saat adzan shubuh berkumandang di sejumlah masjid pada saat itulah KA Lodaya memasuki kota Bandung.
Dalam perjalanan Solo-Bandung pada siang hari pemerjalan dapat menikmati indahnya Bumi Parahyangan bagian timur. Perjalanan sejauh 447 km ini ditempuh dalam waktu 8 jam 30 menit dan hanya berhenti di Stasiun Tasikmalaya, Banjar, Kutoarjo, Yogyakarta dan Klaten.

Malabar 

Jumat 30 April 2010 pukul 15.30 meluncur perjalanan perdana KA Malabar (Malang-Bandung Raya) secara bersamaan baik dari Stasiun Bandung maupun dari stasiun Malang. Peresmian dari stasiun Bandung aka dilakukan oleh Menteri BUMN, Mustafa Abubakar. Dirjen Perkeretaapian Tundjung Inderawan dan Gubernur Jawa Barat Achmad Heryawan didampingi pejabat terkait lainnya.
Sesuai jadwal perjalanannya, KA Malabar yang menempuh jarak sejauh 779 km ni dijadwalkan tiba di stasiun Malang pukul 08.11 WIB dengan melewati Solobalapan, Paron, Madiun, Nganjuk, Kertosono, Kediri, Tulungagung, Blitar dan Kepanjen. Adapun perjalanan KA Malabar dari Malang dijadwalkan tiba di Stasiun Bandung pukul 08.37 WIB.KA Malabar tujuan Bandung-Malang PP ini sebagai perwujudan dari aspirasi masyarakat yang menginginkan adanya kereta api dari Bandung langsung menuju Malang Jawa Timur. Masyarakat tinggal memilih kelas KA yang diinginkan sesuai kemampuannya, karena disediakan 3 macam kelas sekaligus, yaitu eksekutif, bisnis dan ekonomi plus.Dengan waktu tempuh sekitar 16 jam KA ini melalui jalur selatan dengan jadwal perjalanan malam hari. Target penumpang selain dari stasiun pemberangkatan sendiri (Bandung dan Malang) juga dari stasiun-stasiun pemberhentian yang dilewatinya. Kami mengupayakan kenyamanan yang lebih, seperti tingkat kebersihan kereta, tidak adanya pedagang asongan yang naik diatas KA Malabar ini meskipun ada kelas ekonominya dan tenaga keamanan yang cukup.

Mutiara Timur 

KA Muara Timur dioperasikan pertama kali pada tahun 1972 dengan menawarkan layanan kelas ekonomi dan bisnis. Sejak tanggal 7 April 1966 diluncurkan layanan baru dengan menggantinya menjadi kelas bisnis dan eksekutif.Kereta api ini sengaja di re0design untuk mereka pemerjalan bisnis dan eksekutif yang menginginkan perjalanan ke Pulau Bali dan sebaliknya. Lintas Surabaya0Banyuwangi dengan jarak 307 km ditempuh dalam waktu sekitar 7 jam.Mulai 7 April 1996 KA Muara Timur berkapasitas 360 tempat duduk yang terdiri atas 2 kereta kelas eksekutif dan 4 kelas bisnis ini berhenti di Stasiun Sidoarjo, Bangil, Probolinggo, Tangguk, Rambipuji, Jember, Kalibaru dan Rogojampi. Untuk penumpang yang akan meneruskan perjalanan dari Banyuwangi ke Denpasar dan sebaliknya disediakan bus eksekutif sebagai bagian dari keseluruhan pelayanan yang disajikan oleh PT. Kereta Api Indonesia Persero).Setiap harinya terdapat dua alternatif perjalanan kereta api dari Surabaya-Banyuwangi dan dari arah sebaliknya dengan jadwal pemberangkatan pada pagi hari dan malam hari.

Purwojaya 

Peluncuran perdana KA Purwojaya dilakukan pada awal Maret 1995. KA Purwojaya melayana pemerjalan koridor Cilacap-Purwokerto-Jakarta dengan kapasitas 584 tempat duduk dan menyediakan layanan kelas bisnis dan eksekutif.Perjalanan sejauh 454 km ditempuh dalam waktu 7 jam hanya berhenti di Stasiun Kroya, Purwokerto, Cirebon dan Jatinegara. Rangkaian kereta api ini terdiri daru 2 kereta kelas eksekutif dan 7 kereta kelas bisnis. Alternatif perjalanan ditawarkan malam hari dari Cilacap-Jakarta dan siang hari dari arah sebaliknya.

Rajawali 

Peluncuran pertama KA Rajawali yang melayani perjalanan koridor Semarang-Surabaya dilakukan pada tangal 21 Mer 2003 sehari setelah dilakukannya peluncuran KA Harina (Semarang-Bandung). KA Rajawalu merupakan produk baru untuk mengisi kekosongan layanan KA eksekutif di koridor Semarang-Surabaya.Perjalanan sejau 280 km ditempuh dalam waktu sekitar 4 jam 30 menit dan hanya berhenti di Stasiun Cepu, Bojonegoro dan Lamongan. Mulai Agustus 2010, rangkaian KA Rajawali ditambahkan 1 kereta bisnis dan 5 kereta eksekutif sekelas satwa untuk mengakomodir keinginan pelanggan kereta api kelas bisnis.Nama Rajawali diambil dari salah satu nama burung (satwa) yang dikenal sebagai burung yang perkasa, berani dan terlihat anggun pada saat mengepakkan sayapnya terbang dan melayang di udara. Tentunya penamaan ini sengaja dipilih untuk menggambarkan atribut pelayanan yang ditawarkan oleh KA Rajawali, yaitu : keamanan, kecepatan dan ketepatan waktu serta kenyamanan dalam bepergian.

Sancaka 

Pada tanggal 21 Mei 1997 dioperasikan pertama kalinya KA Sancaka untuk peremajaan koridor Yogyakarta-Surabaya. Perjalanan sejauh 311 km dari Yogyakarta-Suraaya ditempuh dalam waktu kurang dari 5 jam.Rangkaian KA Sancaka memiliki kapasitas sebanyak 496 tempat duduk dan menawarkan layanan untuk pemerjalan kelas eksekutif dan bisnis. Sancaka diambil dari nama seekor ular sakti yang siap melindungi.Guna memenuhi permintaan pelanggan, sejak tanggal 1 Desember 2002 diluncurkan KA Sancaka II yang menawarkan alternatif perjalanan pagi hari dari Yogyakarta-Surabaya dan sore atau malam hari dari arah sealiknya dengan perjalanan yang ditawarkan Sancaka II.

Sembrani 

Peluncuran perdana KA Sembrani dilakukan pada tanggal 1 Otober 1995. Produk ini merupakan pembaharuan dan inovasi dari KA Mutiara Utara yang sudah beroperasi mandahulinya.
Nama Sembrani diambil dari cerita legenda masyarakat tempo dulu yang menggambatkan seekor kuda bersayap yang dapat terbang dan sanngat berani. Dalam cerita pewayangan, kuda Sembrani adalah tunggangan Batara Wisnu.Sementara menurut ilmu hikiaat rakyat Jawa, Sembrani merupakan alat transportasi bagi raja, ratu dan senopati yang konon menurut cerita bila bepergian selalu menggunakan kuda Sembrani agar dapat dengan mudah sampai di tujuan. Legenda ini melekat pada KA Sembrani yang melayani perjalanan koridor Jakarta-Surabaya Pasarturi (725 km).Kereta api yang memiliki kapasitas 400 tempat duduk ini (8 kereta kelas eksekutif), menawarkan alternatif perjalanan pada malam hari melalui lintas Utara Pulau Jawa dengan waktu tempuh sekitar 11 jam 30 menit dan hanya berhnti di Stasiun Pekalongan, Semarang Tawang, Cepu dan Bojonegoro.

Taksaka 

KA Tasaka mulai dioperasikan pada tanggal 19 September 1999 untuk melayani perjalanan koridor Yogyakarta-Jakarta. Taksaka merupakan nama lain dari seekor ular besar/naga dalam cerita pewayangan yang baik hati dan pengayom, sehingga dijadikan sebagai lambang keandalan perjalanan kereta api.
Perjalanan sejauh 517 km ditempuh dalam waktu kurang dari 8 jam dan hanya berhenti di Stasiun Kutoarjo, Purwokerto dan Cirebon. Untuk memenuhi permintaan pelanggan pada tanggal 17 Oktober 2001 diluncurkan KA Taksaka II yang menawarkan perjalanan siang hari dari Yogyakarta ke Jakarta dan pada malam hari dari arah sebaliknya, sehingga sejak saat itu terdapat dua alternatif pilihan perjalanan KA Taksaka pada siang hari dan pada malam hari dari Stasiun Yogyakarta-Gambir atau sebaliknya.
Rangkaian KA Taksaka terdiri atas 8 kereta kelas eksekutif dan memiliki kapasitas sebanyak 416 tempat duduk.

Turangga

KA Turangga yang melayani perjalanan koridor Bandung-Surabaya mulai dioperasikan pada tanggal 2 September 1995, perjalanan sekauh 699 km ditempuh dalam waktu kurang lebih 13 jam dan hanya berhenti di Stasiun Tasikmalaya, Kutoarjo, Solobalapan, Madiun dan Kertosono.Nama Turangga diambil dari nama tunggangan para raja/bangsawan di Jawa yang melambangkan kendaraan yang bisa melaju dengan kencang dalam berbagai cuaca untuk melambangkan pelayanan angkutan kereta api yang handal, cepat dan nyaman.
Kereta api dengan desain layanan sekelas eksekutif satwa ini menawarkan alternatif perjalanan pada malam hari dengan membawa rangkaian sebanyak 6 kereta dengan 312 tempat duduk.
MonozCore train-set
MonozCore train-set
MonozCore train-set
MonozCore train-set